Jumat, 15 Maret 2013

Operator Seluler CDMA Juga 'Haus' 4G

Jakarta - Kebutuhan akan 4G tak hanya milik operator seluler pengusung teknologi GSM. Pemain seluler CDMA juga merasa haus akan upgrade teknologi jaringan telekomunikasi generasi keempat tersebut.

"Kebutuhan untuk transformasi ke 4G sudah tak dapat dihindari lagi kerena hampir seluruh penyedia jasa seluler sedang melakukan transformasi dari voice centric provider menjadi data centric provider," kata Chief Technology Officer PT Smartfren Tbk Merza Fachys, di acara 4G: New Tech, New Services, New Needs di Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (14/3/2013).

Menurutnya, perubahan ini dipicu oleh berkembang pesatnya kebutuhan akan data dalam kehidupan sehari-hari dan juga dampak positif dari berkembangnya teknologi. Hampir seluruh bentuk informasi saat ini sudah tersedia dalam format digital, sehingga mudah di akses melalui jaringan data.

"Transformasi ini juga harus mampu menjawab kebutuhan pemakai data, yaitu high speed, full coverage, low latency dan full mobility, yang merata di semua tempat, baik di tempat kerja, di jalan maupun di tempat tinggal," kata Merza.

Di sisi lain, lanjut dia, perkembangan smart devices, baik yang berupa ponsel maupun device-device lainnya, semuanya menuntut kemudahan konektivitas dengan jaringan yang ada.

Aplikasi-aplikasi yang diselenggarakan pemain over-the-top (OTT), cloud computing, dan machine-to-machine (M2M) juga semakin marak melewati jaringan operator dan bisa jadi di luar kontrol dari para operator itu sendiri.

Apakah teknologi CDMA yang dijalankan oleh Smartfren sesuai lisensi yang ada dapat menjawab semua tantangan itu?

Menurut Merza, teknologi CDMA yang saat ini diimplementasikan oleh Smartfren sudah sampai pada 1X Advance dan DO Advance, yang sesudah itu belum ada lagi teknologi kelanjutannya dari CDMA.

"Kami pernah tanya ke CDMA Development Group, setelah ini apa lagi teknologinya? Ternyata tidak ada. Jadi sekarang bisa dibilang Smartfren ini operator CDMA paling advanced karena yang lain sudah tidak ada lagi.

"Setelah itu, apa yang harus kita lakukan? Kebutuhan untuk transformasi ke 4G sudah tidak dapat dielakkan lagi. Kami harus ikut bertransformasi ke 4G seperti operator Sprint di AS yang sudah migrasi ke LTE," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar